Nama : Eka sari tilawati
Kelas : 4 EB 20
NPM : 22210296
PELAPORAN KEUANGAN DAN PERUBAHAN
HARGA
Pelaporan Keuangan meliputi segala aspek yang berkaitan
dengan penyediaan dan penyampaian informasi keuangan. Aspek-aspek tersebut
antara lain lembaga yang terlibat (misalnya penyusunan standar, badan pengawas
dari pemerintah atau pasar modal, organisasi profesi, dan entitas pelapor),
peraturan yang berlaku termasuk PABU (Prinsip Akuntansi Berterima Umum atau
Generally Accepted Accounting Principles/GAAP).
Definisi Perubahan Harga
Untuk memahami istilah perubahan harga, kita harus
membedakan antara pergerakan harga umum dan pergerakan harga spesifik.
Perubahan harga umum terjadi apabila secara rata-rata harga seluruh barang dan
jasa dalam suatu perekonomian mengalami perubahan. Disebut inflasi jika terjadi
kenaikan harga secara keseluruhan dan disebut deflasi jika terjadi penurunan
harga. Perubahan harga spesifik mengacu pada perubahan dalam harga barang atau
jasa tertentu yang disebabkan oleh perubahan dalam permintaan dan penawaran.
Perubahan harga umum terjadi apabila secara rata-rata harga
seluruh barang dan jasa dalam suatu perekonomian mengalami perubahan. Unit-unit
moneter memperoleh keuntungan atau mengalami kerugian daya beli. Kenaikan harga
secara keseluruhan disebut sebagai inflasi (inflation), sedangkan penurunan
harga disebut sebagai deflasi (deflation). Perubahan harga spesifik mengacu
pada perubahan dalam harga barang atau jasa tertentu yang disebabkan oleh
perubahan dalam permintaan dan penawaran. Jadi laju inflasi per tahun dalam
suatu negara mungkin berkisar sekitar 5%, sementara harga satu unit apartemen
dengan satu kamar tidur mungkin meningkat sebesar 50% selama periode yang sama.
Laporan Keuangan Memiliki Potensi Untuk Menyesatkan Selama
Periode Perubahan Harga. Selama periode inflasi, nilai aktiva yang dicatat
sebesar biaya akuisisi awalnya jarang mencerminkan nilai terkininya (yang lebih
tinggi). Nilai aktiva yang lebih rendah menghasilkan beban yang dinilai lebih
rendah dan laba dinilai lebih tinggi. Ketidakakuratan pengukuran ini
mendistorsi :
(1)
proyeksi keuangan yang didasarkan pada data seri waktu historis,
(2)
anggaran yang menjadi dasar pengukuran kinerja, dan
(3)
data kinerja yang tidak dapat mengisolasi pengaruh inflasi yang tidak dapat
dikendalikan. Laba yang dinilai lebih pada gilirannya akan menyebabkan :
a.Kenaikan
dalam proporsi pajak.
b.Permintaan
deviden lebih banyak dari pemegang saham.
c.Permintaan
gaji dan upah yang lebih tinggi dari pada pekerja.
d.Tindakan
yang merugikan dari negara tuan rumah (pengenaan pajak lebih besar).
Jenis
Penyesuaian Inflasi
Setiap jenis perubahan harga memiliki pengaruh yang berbeda
terhadap ukuran-ukuran posisi keuangan dan kinerja operasi suatu perusahaan.
1.
Penyesuaian tingakat harga umum
Jumlah mata uang yang disesuaikan terhadap perubahan tingkat
harga umum (daya beli) disebut mata
uang konsatan biaya historis atau ekuivalen daya beli umum. Sebagai contoh, selama periode
kenaikan harga, aktiva berumur panjang yang dilaporkan didalam neraca sebesar
biaya akuisisi awalnya dinyatakan dalam mata uang nominal. Apabila biaya
historisnya tersebut dialokasikan terhadap laba periode kini (dalam bentuk
beban depresiasi), pendapatan, yang mencerminkan daya beli kini, ditandingkan
dengan biaya yang mencerminkan daya beli (yang lebih tinggi) dari periode
terdahulu saat aktiva tersebut dibeli. Oleh sebab itu, jumlah nominal harus
disesuaikan untuk perubahan dalam daya beli umum uang agar dapat ditandingkan
secara tepat dengan transaksi kini.
2.
Penyesuaian biaya kini
Model biaya kini berbeda dengan akuntansi yang konvesional
dalam dua aspek utama. Pertama, aktiva tetap dinilai berdasarkan biaya kini dan
bukan biaya historis. Kedua, laba adalah jumlah sumber daya yang dapat didistribusikan
oleh perusahaan dalam suatu periode (tanpa memperhitungkan komponen pajak),
namun tetap dapat mempertahankan kapasitas produktif atau modal fisik
perusahaan.
Sudut Pandang Internasional Terhadap
Akuntansi Inflasi
· Amerika Serikat
Pada tahun 1970, FASB mengeluarkan Pernyataan Standar
Akuntansi Keuangan (Statement of Financial Accounting Standards-SFAS) No. 33
Berjudul ”Pelaporan Keuangan dan Perubahan Harga”, pernyataan ini mengharuskan
perusahaan-perusahaan AS yang memiliki persediaan dan aktiva tetap yang
bernilai lebih dari $125 juta atau total aktiva lebih dari $1 miliar, untuk
selama lima tahun mencoba melakukan pengungkapan daya beli konstan biaya
historis dan daya beli konstan biaya kini. Pengungkapan ini lebih bersifat melengkapi
dan bukan menggantikan biaya historis sebagai kerangka dasar untuk leporan
keuangan utama.
Banyak pengguna dan penyusun informasi keuangan yang telah
sesuai dengan SFAS No.33 menemukan bahwa (1) pengungkapan ganda yang diwajibkan
oleh FSAB membingungkan, (2) biaya untuk penyusunan pengungkapan ganda ini
terlalu besar, dan (3) pengungkapan daya beli konstan biaya historis tidak
terlalu bermanfaat bila dibandingkan data biaya kini. FASB menerbitkan panduan
(SFAS 89) untuk membantu perusahaan yang melaporkan pengaruh pernyataan atas
harga yang berubah dan menjadi titik awal untuk standar akuntansi inflasi
dimasa depan.
Perusahaan pelapor didorong untuk mengungkapkan informasi
berikut untuk 5 tahun terakhir
1. Penjualan bersih dan pendapatan operasi lainnya.
2. Laba dari operasi yang berjalan berdasarkan dasar biaya
kini.
3. Keuntungan atau kerugian daya beli (moneter) atas pos-pos
moneter bersih.
4. Kenaikan atau penurunan dalam biaya kini atau jumlah yang
dapat dipulihkan (yaitu jumlah kas bersih yang diperkirakan akan dapat
dipulihkan melalui penggunaan atau penjualan) yang lebih rendah dari persediaan
atau aktiva tetap, bersih dari inflasi (perubahan tingkat harga umum).
5. Setiap agregat
penyesuaian translasi mata uang asing, berdasarkan biaya kini, yang timbul dari
proses konsolidasi.
6. Aktva bersih pada akhir tahun menurut dasar biaya kini.
7. Laba per saham (dari operasi berjalan) menurut dasar
biaya kini.
8. Dividen per saham biasa.
9. Harga pasar akhir tahun per lembar saham biasa.
10. Tingkat Indeks Harga Konsumen (Consumer Price Index-CPI) yang digunakan untuk mengukur laba dari
operasi berjalan.
· Inggris
Komite Standar Akuntans Inggris (Accounting Standard Committee-ASC)
menerbitkan Pernyataan Standar Praktik Akuntansi 16 (Statement of Standard Accounting Practice-SSAP 16) “Akuntansi Biaya
Kini” untuk masa percobaan 3 tahun pada bulan Maret 1980. SSAP 16 berbeda
dengan SFAS 33 dalam dua hal utama. Pertama, apabila standar AS mengharuskan
akuntansi dolar konstan dan biaya kini, SSAP 16 mengadopsi hanya metode biaya
kini utnuk pelaporan eksternal. Kedua, apabila penyesuaian inflasi AS berpusat
pada laporan laba rugi, laporan biaya kini di Inggris mewajibkan baik laporan
laba rugi dan neraca biaya kini, beserta catatan penjelasan.
Standar di Inggris memperbolehkan tiga pilihan pelaporan,
yaitu :
1.
Menyajikan akun-akun biaya kini sebagai laporan keuangan dasar dengan akun-akun
pelengkap biaya historis.
2. Menyajikan akun-akun biaya
historis sebagai laporan keuangan dasar dengan akun-akun pelengkap biaya kini.
3. Menyajkan akun-akun biaya kini
sebagai satu-satunya akun yang dilengkapi dengan informasi biaya historis yang
memadai.
· Brazil
Inflasi seringkali merupakan bagian
lingkungan usaha yang diterima di Amerika Latin, Eropa Timur, dan Asia
Tenggara. Pengalaman Brazil di masa lalu dengan hiperinflasi membuat inisiatif
akuntansi inflasi bersifat instruktif. Meskipu tidak lagi diwajibkan, akuntansi
inflasi yang direkomendasikan di Brazil hari ini mencerminkan dua kelompok
pilihan pelaporan-Hukum Perusahaan Brazil dan Komisi Pengawas Pasar Modal
Brazil.
Penyesuaian inflasi yang sesuai
dengan hukum perusahaan menyajikan ulang akun-akun aktiva permanen dan ekuitas
pemegang saham dengan menggunakan indeks harga yang diakui oleh pemerintah
federal untuk mengukur devaluasi mata uang lokal. Aktiva permanen meliputi
aktiva tetap, gedung, investasi, beban tangguhan dan depresiasi terkait, serta
akun-akun amortisasi atau deplesi (termasuk setiap provisi kerugian yang
terkait). Akun-akun ekuitas pemegang saham terdiri dari modal, cadangan
pendapatan, cadangan evaluasi dan akun cadangan modal yang digunakan untuk
mencatat penyesuaian tingkat harga terhadap modal.
Penyesuaian inflasi terhadap aktiva permanen
dan ekuitas pemegang saham disajikan bersih terhadap jumlah lebih yang
diungkapkan secara terpisah dalam laba kini sebagai keuntungan atau kerugian
koreksi moneter. Komisi Pasal Modal Brasil mewajibkan metode akuntansi yang
lain untuk perusahaan-perusahaan yang sahamnya diperdagangkan di depan publik.
Perusahaan-perusahaan yang tercatat sahamnya harus mengukur ulang seluruh
transaksi yang terjadi dalam suatu periode dengan menggunakan mata uang
fungsionalnya.
Sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar